Minggu, 30 Oktober 2022

Asimilasi Pernikahan Antar Suku Jawa Dan Suku Sunda

 


Asimilasi merupakan proses ke arah peleburan kebudayaan, sehingga masing-masing pihak merasakan adanya kebudayaan tunggal yang menjadi milik bersama. Asimilasi kebudayaan merupakan proses peleburan kebudayaan dimana masing-masing unsurnya tidak nampak dan melebur menjadi kebudayaan baru. Asimilasi merupakan proses sosial yang ditandai adanya usaha-usaha untuk mengurangi perbedaan yang terdapat antara beberapa orang atau kelompok.


Perkawinan di Indonesia diatur oleh UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan. Berdasarkan UU tersebut perkawinan didefinisikan sebagai ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Perkawinan yang akan dibahas  adalah perkawinan beda suku yaitu perkawinan antara Suku Jawa dengan Suku Sunda

Suku Sunda adalah orang-orang yang secara turun-temurun menggunakan bahasa ibu yaitu bahasa Sunda serta dialeknya dalam kehidupan sehari-hari, dan berasal serta bertempat tinggal di daerah Jawa Barat, daerah yang juga sering disebut tanah pasundan (Koentjaraningrat, 1999, 307). Sedangkan menurut Koenjtaraningrat (1999:330) Suku Jawa adalah orang yang lahir dengan bahasa ibunya bahasa Jawa dan merupakan penduduk asli yang bertempat tinggal di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur dan melestarikan budaya jawa.

Mitos yang tersebar di kalangan masyarakat tersebut konon berawal dari perang bubat yang pada jaman majapahit ada seorang raja bernama Hayam Wuruk yang ingin menikah dengan putri dari kerajaaan Pajajaran yaitu Dyah Pitaloka, namun pernikahan tersebut tidak karena rasa cinta melainkan karena kekuasaan, karena apabila menikah dengan Dyah Pitaloka maka kerajaan pajajran akan dikuasai oleh majapahit. Sejak itu terjadilah perang bubat yaitu antara kerajaan Majapahit dengan Pajajaran. Hal tersebut membuat hubungan orang Jawa dan Sunda menjadi renggang hingga saat ini. Sejak peristiwa itu sampai sekarang berkembang mitos tidak langgengnya pernikahan orang Jawa dengan Sunda. Selain terdapat mitos tersebut dalam masyarakat juga terdapat berbagai persepsi mengenai pernikahan beda suku tersebut persepsi tersebut ada yang positif dan ada juga yang negatif. Meskipun ada mitos dan berbagai persepsi mengenai pernikahan beda suku tersebut, masih ada saja pernikahan antara Suku Jawa dengan Sunda yang terjadi

Perkawinan beda suku banyak terjadi dan juga muncul berbagai persepsi terhadap perkawinan beda suku tersebut. Persepsi yang muncul dalam masyarakat ada yang bersifat negatif dan ada juga yang positif

Masyarkat yang berpersepsi negatif bahwa apabila ada orang Jawa yang menikah dengan orang Sunda dalam kehidupan perkawinan akan mendapat berbagai permasalahan dan tidak harmonis. Hal tersebut karena watak orang Jawa dan Sunda berbeda, kalau dipaksakan menikah maka akan mudah terjadi perselisihan dan permasalahan dalam kehidupan rumah tangga dan bahka dapat mengakibatkan perceraian. Ada juga masyarakat yang berpersepsi positif bahwa tidak hanya perkawinan orang Jawa dengan Sunda saja, sesama orang Jawa atau sesama Sunda juga pasti akan terjadi masalah dalam perkawinan. Masalah cerai itu tergantung pada bagaimana orang menjalani perkawinannya.

Adapun alasan Laki-laki dari Suku Jawa menikah dengan Perempuan dari Suku Sunda yaitu karena konon Orang Sunda terkenal dengan parasnya yang cantik, orangnya memiliki ketulusan yang tinggi terhadap orang yang dicintainya, Orang Sunda itu rajin bekeerja dan pekerja keras sehingga dapat membantu perekonomian keluarga dan ingin mendapatkan keturunan dari perkawinan.

Dan alasan Laki-laki dari Suku Sunda menikah dengan Perempuan dari Suku Jawa yaitu Karena konon Orang Jawa terkenal dengan lemah lembut, sopan, orangnya perhatian terhadap pasangannya, Orang Jawa tidak banyak menuntut sesuatu dan ingin mendapatkan keturunan dari perkawinan.


Sumber : 

https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Interaksi%20Manusia-KIS/Topik-2.html

http://lib.unnes.ac.id/29066/1/3401412140.pdf

 


Ramai! para penumpang MRT di Stasiun Lebak Bulus

  — Jakarta, 19 November 2023, Terlihat tampak ramai para penumpang kereta MRT yang hendak mengantri untuk mengetap kartu di Stasiun Lebak B...